Menumbuhkan kepekaan intelektualitas generasi muda dengan cerdas berliterasi
Kita semua mengetahui bahwa tanggal 28 Oktober 1928 itu memiliki tonggak bersejarah. Pada peristiwa 94 tahun yang lalu, mengingatkan semangat Sumpah Pemuda yang senantiasa harus ditanamkan ke dalam sanubari. Agar peringatan hari Sumpah Pemuda tidak hanya sekedar rutinitas tahunan maka membutuhkan pemaknaan yang lebih. Kata “refleksi” bukan hanya slogan, tetapi memerlukan pemikiran yang substantif dalam memaknai konsep dan implementasi praktisnya. Pengalaman masa lalu menjadi bahan refleksi untuk berpikir lebih kritis dalam memperbaiki kekurangan. Dalam hal ini, literasi kritis dibutuhkan karena sebagai cara untuk menginterogasi teks dan konteks untuk mengatasi ketidaksesuaian yang telah terjadi. Presiden RI pertama, Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa “Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Kalimat itu mengandung makna mendalam jika diresapi. Betapa pemu...